Wajah yang
terlihat tak ramah, jari yang sering menunjuk-nunjuk, suara keras bernada
kesal. Biasanya pria yang sudah lanjut usia menunjukkan ciri-ciri seperti ini.
Target kemarahan mereka bisa banyak hal, mulai masalah ekonomi hingga kelakuan
anak-anak muda.
Beberapa ahli
menyebut kecenderungan ini "Grumpy Old Man Complex" atau penyakit
kompleks pria tua pemarah. Anggapan bahwa semakin tua pria semakin cenderung
menjadi pemarah ternyata tak hanya stereotip. Kenyataannya hal ini memang
terjadi secara ilmiah.
Berdasarkan
Mayo Clinic, ketika pria semakin tua tingkat testosteron mereka semakin
menurun. Hal ini kemudian membuat mood mereka memburuk dan berubah-ubah, ungkap
Dr Ridwan Shabsigh, kepala International Society of Men's Health di New York
City.
"Testosteron
adalah hormon yang yang digunakan untuk meningkatkan otot, menurunkan lemak
dalam tubuh, mempengaruhi energi dan keinginan seksual pada pria. Meski begitu,
hormon ini juga mempengaruhi secara psikis. Dalam beberapa kasus, pria akan
merasa tidak mood dan mudah marah," jelas Shabgish, seperti dilansir oleh
NBC News (28/12).
Beberapa
penyakit seperti diabetes, ginjal dan penyakit metabolisme lainnya juga
diketahui bisa menurunkan kadar testosteron.
"Pasien
dengan tingkat testosteron rendah biasanya memberitahu bahwa mereka jadi susah
konsentrasi dan lebih susah bertoleransi terhadap keadaan di rumah sehari-hari.
Kemampuan bertoleransi dan mengatasi rasa marah berkurang ketika testosteron
menurun," tambah Shabgish.
Pada pria,
tingkat testosteron stabil dan normal hingga usia 60 tahun. Setelah itu tingkat
testosteron semakin menurun. Berdasarkan American Association of Clinical
Endocrinology, hampir 30 persen pria berusia di atas 75 tahun memiliki kadar
testosteron rendah. Meski begitu, hingga saat ini penanganan medis untuk hal
ini masih belum diperdebatkan di kalangan ahli, berdasarkan Mayo Clinic.
Redaksi; dari berbagai
sumber
0 komentar:
Posting Komentar