Tudingan
bahwa musik terdikotomi “hitam dan putih” pun kembali menyeruak. Dan musik rock
adalah ranah paling empuk sebagai tempat serapah musik setan itu.
KARL
MARX pernah menyebutkan, peristiwa yang terjadi kali pertama adalah tragedi.
Jika produksi kembali, maka tragedi itu berubah menjadi komedi. Saya tak ingin
mengulanginya karena saya bukan “komedian.” Saya ingin mengamini musik dalam
kacamata seorang Schopenhauer dari Jerman:
“Seni
yang tertinggi ialah musik. Alam adalah musik yang telah terjelma didalam
barang-barang. Musik adalah seni yang terselinap didalam dunia ini, dan ia
merupakan sesuatu yang sangat menenangkan, tapi tidak dapat dinyatakan; ia
mirip dengan sorga yang telah kita kenal tapi tidak pernah dapat kita ketahui,
sangat masuk akal tapi sama sekali tidak dapat diterangkan”
DIABOLUS BERNAMA
ALEISTER CROWLEY
Marilah
kita awali dengan seorang manusia bernama Edward Alexander Crowley [1875-1947].
Diakui atau tidak, pria ini adalah sosok dibalik “kebrutalan” musik rock,
hingga mendapat stempel satanis dari banyak orang. Crowley pernah dinobatkan
sebagai ‘Manusia Paling Jahat di Muka Bumi’ oleh media massa Inggris. Kenapa?
Karena terang-terangan menyebut dirinya pemuja seks, mistis, narkoba dan
hedonisme. Pokoknya, kebejatan adalah kebahagiannya.
Dan
beberapa band rock dunia mendudukkannya pada tempat terhormat sebagai “guru
utama” musik rock. Ajaran Crowley yang paling terkenal adalah, “Do what thou
wilt shalt be the whole of the law” [Apa
yang engkau ingin lakukan menjadi keseluruhan aturan hidupmu] yang menjadi
“mantra” dalam revolusi obat bius, seks tidak wajar, dan anti Kristen pada
tahun 60-an.
Kostum
James Hetfield (Metallica) saat rekaman
lagu
"Mercyful Fate" di album Garage Inc (1998
Menarik
mencermati Aleister Crowley. Dia lahir dari keluarga Kristen fundamentalis yang
juga pemilik perusahaan pembuatan bir. Di awal kuliahnya, Crowley menjadi
“penghisap” terbesar kekayaan keluarganya. Pada Desember 1896, Crowley mulai
mendalami okultisme dan mistisisme. Ia kemudian menerbitkan buku puisinya yang pertama
berjudul Aceldama.
Ketika menjadi mahasiswa itulah, Crowley terlibat dalam kelompok okultisme bernama Golden Dawn. Dan inilah awal “karir” sebelum akhirnya menarik pengikut bahkan di jaman ketika Crowley sudah mati. Tapi peninggalannya seperti okultisme, hedonism, seks liar dan ritual esoteric, menjadi “soko-guru” dari banyak musisi [dan apa boleh buat, musisi rock].
MUSISI “MURID” ALEISTER?
Seberapa kuat pengaruh Crowley? Beberapa band rock legendaris yang menjadi pengaruh rock ke seluruh dunia, terang-terangan menjadi pemujanya. The Beatles atau Led Zeppelin adalah diantaranya. Terlepas apakah itu fashion atau cara untuk menarik perhatian fansnya, menurut penelitian yang dilakukan oleh Mike Johnson, seorang musisi rock yang akhirnya berhenti bermusik, seorang murid Crowley yang dianggap paling serius adalah gitaris Led Zeppelin, Jimmy Page. Page membeli “house of horrors” di Boleskine, terletak di Lock Ness. Boleskine adalah tempat yang dipakai Crowley melakukan ritual satanisme termasuk pengorbanan dengan darah.
Ketika menjadi mahasiswa itulah, Crowley terlibat dalam kelompok okultisme bernama Golden Dawn. Dan inilah awal “karir” sebelum akhirnya menarik pengikut bahkan di jaman ketika Crowley sudah mati. Tapi peninggalannya seperti okultisme, hedonism, seks liar dan ritual esoteric, menjadi “soko-guru” dari banyak musisi [dan apa boleh buat, musisi rock].
MUSISI “MURID” ALEISTER?
Seberapa kuat pengaruh Crowley? Beberapa band rock legendaris yang menjadi pengaruh rock ke seluruh dunia, terang-terangan menjadi pemujanya. The Beatles atau Led Zeppelin adalah diantaranya. Terlepas apakah itu fashion atau cara untuk menarik perhatian fansnya, menurut penelitian yang dilakukan oleh Mike Johnson, seorang musisi rock yang akhirnya berhenti bermusik, seorang murid Crowley yang dianggap paling serius adalah gitaris Led Zeppelin, Jimmy Page. Page membeli “house of horrors” di Boleskine, terletak di Lock Ness. Boleskine adalah tempat yang dipakai Crowley melakukan ritual satanisme termasuk pengorbanan dengan darah.
Aleister
Crowley Ritual
Crowley
dikuburkan di dalam sebuah kamar gelap di Boleskine. Ajaran yang paling
terkenal Crowley “Do what thou wilt shalt be the whole of the law” bahkan
sempat diukir Page di atas vinil album ketiga Led Zeppelin, “Zeppelin III”, “Do
what thou wilt. So mete it Be.” Tanpa diketahui penonton, sesungguhnya selama
berlangsungnya konser Zeppelin, Page melakukan ritual “agama” Crowley
disela-sela konsernya.
Kemudian
Black Sabbath era Ozzy Osbourne. Simak
pernyataan Bill Ward, anggota grup itu berkata: “Bisa jadi iblis itu adalah
tuhan.” Pemain bass Geezer berkata:
“Saya dapat melihat setan-setan dan saya sendiri adalah Lucifer (iblis
sendiri). Dunia ini adalah dunia setan.” Kemudian, vokalis utamanya ketika itu,
Ozzy Osbourne juga pernah mengatakan, ”Saya duduk dan berpikir, betul atau
tidak kita ini dipengaruhi oleh kekuatan dari luar. Apa pun kekuatan itu, saya
harap tidak seperti yang saya pikirkan yaitu iblis.” Meskipun, Ozzy sempat
melakukan kelakuan bodoh untuk mempertegas ritual okultismenya, menghisap darah
kelelawar di atas panggung. Hasilnya? Ozzy kena penyakit dan harus diopname di
rumah sakit akibat kelakuan anehnya itu
Ozzy
Osbourne makan kelelawar diatas panggung
Kemudian
Jim Morrison, superstar the Doors, yang mati “secara aneh dan misterius” pada 3
Juli, 1971 terlibat sangat dalam dengan okultisme. Tidak banyak orang tahu,
sewaktu Morrison menikahi isterinya, dia memilih ritus perkawinan Wicca [aliran
sihir kuno di Inggris] untuk mengesahkan pernikahan mereka. Keduanya berdiri di
atas gambar pentagram sambil meminum darah masing-masing. Pada cover belakang
album the Doors “13”, nampak kelompok the Doors berkumpul mengelilingi sebuah
patung kepala Aleister Crowley. Morrison mengakui bahwa setan merupakan sumber
ilham musiknya.
Atau
Varg Vikernes, gitaris band asal Norwegia, ‘Mayhem’ saking kelewat mencintai
setan ia membakar 3 gereja di Norwegia dan menikam mati temannya sendiri sesama
gitaris di ‘Mayhem’, Øystein Aarseth alias Euronymous. Varg dijatuhi hukuman 21
tahun penjara di tahun 1993 dan baru bebas tanggal 22 Mei 2009 lalu. [baca:
Black Metal – The Rise & The Fall, SoundUp No. 13/Vol.2/April 2007]
Era
baru “pemberontakan” pada Tuhan lahir pada musisi rock seperti Marilyn Manson.
Terlahir dengan nama Brian Hugh Warner, ketika terjun ke dunia musik memilih
nama gabungan dari Marilyn Monroe yang cantik dengan Charles Manson, pembunuh
terkenal di Amerika yang kejam dan tak kenal ampun. Lirik-liriknya memang tak
lepas dari kebejatan moral, kekerasan,
keputusasaan, seks, narkoba dan sejenisnya. Konon, pria berwajah aneh ini,
mengoperasi tulang belakangnya, supaya bisa melakukan oral pada kelaminnya
sendiri.
Charles Manson
Sering
kali ketika akan konser di satu daerah, Manson didemo masyarakat bahkan sampai
diusir pemerintah daerah setempat yang takut dengan pola-pola anti Tuhan pun
okultisme yang kerap ditampilkannya di atas panggung. Meski tak lazim dan
keluar dari jalur normal, musik yang sering dicap sebagai musik setan dan anti
Tuhan seperti ini tetap saja banyak penggemarnya.
Beberapa
band yang kerap ditemui dalam semua tulisan tentang satanic, coba saya list
dibawah ini. Marylin Manson, Manheym, Slayer, Slipknot, Murderdolls, Evilheart,
GNR, Six Feet Under, Black Dahlia Murder, Mudvayne, Lacuna Coil, Iron Maiden,
Judas Priest, Dream Evil, Danzig, Benedictum, Son Of A Bitch, Metal Church,
Suffocation, Behemoth, Emperor, Marduk, Satyricon, Immortal, Gorgoroth,
Darkthrone, Melechesh, Dark Funeral, Lord Belial, Naglfar, Burzum, Adramelech,
Anal Bleeding, Amputated Genitals, Gorgasm, Krisiun, Bloodchurn, Prostitute
Disfigurement, Liturgy, Within Temptation, Edenbridge, Lunatica, Apocalyptica,
To Die For, Death Angel, Sodom, Holocaust, Blitzkrieg, Venom, Pentagram, Saint
Vitus,Children Of Bodom, Megadeth, Angel Witch, Pagan Altar, Widow, Witchfynde,
Hell Satan, Cloven Hoof, Warhammer, Onslaught, Sabbat, Antichrist-Ragnarok,
Cradle Of Filth, Megiddo Bal Sagoth, December Moon, Ewigkeit, Adorior, Hecate,
Enthroned, Phantasia, Forefather, Meads Of Asphodel, Reign Of Erebus, Thus
Defiled, Old Forest, Annal Nathrakh dan masih banyak lagi.
Perhatikan
baik-baik, mungkin ada band yang sedang kamu gilai?
BENARKAH
ADA MUSIK SETAN?
Sayangnya,
sampai saat ini belum pernah ada orang yang berhasil mewawancarai setan
[termasuk saya] dan bila ada setan betulan yang bisa diwawancarai, mereka pasti
menolak apabila musik-musik yang dicirikan sebagai musik setan itu sebagai
musik mereka.
Lady
Gaga
Yang
diklaim sebagai musik setan, sebenarnya lebih kuat bukan pada sisi
musikalitasnya tapi pada tema lagu dan lirik yang tertulis. Musik setan sendiri
oleh beberapa kalangan disebutkan sebagai musik-musik yang dekat dengan
kebejatan moral, kekerasan, keputusasaan, seks, narkoba dan sejenisnya. Blues
juga sempat dituduhkan sebagai musik setan karena melodinya yang sering dikategorikan
sebagai musik putus asa.
Sampai-sampai
tokoh legendaris musisi blues, Gary Davis (30 April 1896 – 5 Mei 1972) berhenti
bermain musik dan jadi pendeta karena stempel musik setan yang dilekatkan dalam
blues. Band-band yang menyuarakan pemberontakan dan kebebasan, yang dekat
dengan kebejatan moral, kekerasan, keputusasaan, seks, narkoba dan sejenisnya
sering mentahbiskan diri sebagai anti Tuhan.
Di
Indonesia pun, tidak luput dari geliat musik yang dianggap musik setan itu.
Beberapa band underground dan progresif kerap menggunakan simbol-simbol mistis
dalam aksi panggungnya. Sebut saja band prog-rock In Memoriam yang pernah
mengusung keranda mayat dalam aksi panggungnya. Atau Santet, band underground
dari Jawa Tengah, yang dari namanya saja membuat kita merinding. Dulu malah ada
Rawe Rontek, band rock yang selalu menampilkan debus sebagai gimmick di
panggungnya. Apakah mereka kemudian kita kategorikan musik [dan musisi] pemuja
setan?
Jangan
sampai kemudian muncul sindiran tentang Tuhan dan iblis, seperti yang
disosorkan Günter Grass, sastrawan Jerman peraih Nobel di bidang kesusasteraan
tahun 1991, yang pernah menyentil satir dan mempertanyakan Tuhan dalam
novelnya, ‘Katz und Maus’ (1961):
“Saat
Tuhan masih duduk di bangku Sekolah Dasar di surga sana, Tuhan pernah memiliki
gagasan untuk menciptakan dunia bersama teman sekolahnya, Iblis yang berbakat.”
Bukan
karena tidak ada Tuhan, tapi karena tudingan dan klaim-klaim itu dipakai
sebagai guillotine oleh genre yang dianggap lebih “ber-Tuhan”. Sepertinya
memang tak pernah ada wawancara eksklusif pada setan dan malaikat tentang musik
mereka, jadi memang sulit dicari bedanya, apalagi mencirikannya.
Seperti
Schopenhauer bilang, ….musik mirip
dengan sorga yang telah kita kenal tapi tidak pernah dapat kita ketahui, sangat
masuk akal tapi sama sekali tidak dapat diterangkan” atau dengan jahil saya
ubah, “…musik juga mirip dengan neraka [baca: setan] yang kita dengar tapi
tidak pernah juga kita ketahui”
BE YOUR OWN DIABOLUS
Majalah
ini tidak akan menjadi hakim atas musikalitas dan musik apapun. Tudingan dan
serapah musik setan, hanya membuat musisi itu “lemah” berkarya. Ketika musik
–apapun jenisnya membawa kebahagiaan dan kegembiraan buat diri sendiri atau
orang lain, sebenarnya kita sudah berada di surga. Kalau kemudian membuat
galau, meresahkan jiwa dan membuat kita marah, meledak dan mengamuk, anggap
saja kita sedang jadi setan. Tapi bisa nggak jadi setan buat diri sendiri saja?
Jangan nyetanin yang lain. Jadilah diabolus-mu sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar