Regulasi Baru Balap Jet Darat (F1) 2014


Federasi Otomotif Dunia (FIA) telah mengumumkan perubahan spesifikasi mesin dari V8 kapasitas 2,4 liter menjadi mesin V6 1,6 liter yang dilengkapi turbocharge dan sistem pemulihan energi. Selain itu, konsumsi bahan bakar akan dibatasi menjadi lebih rendah, begitupula dengan putaran yang dibatasi hingga 15000 RPM.Penyesuaian yang dibuat untuk beradaptasi dengan tuntutan dunia otomotif saat ini, yakni mesin yang lebih ramah lingkungan dan hemat energi, membuat pengamat, penggemar maupun praktisi olahraga ini mengkhawatirkan penurunan kualitas balapan.


Salah satu aspek yang dikhawatirkan banyak pihak adalah pembatasan konsumsi bahan bakar akan membuat pebalap menjadi lebih berhati-hati dalam menjalankan mobilnya. Alih-alih injak gas penuh, Kimi Raikkonen dkk mungkin akan memilih bermain aman.

Penggemar fanatik olahraga otomotif mungkin akan kecewa melihat spesifikasi teknis tahun depan. Bagaimanapun juga, V6 1,6 liter bukan angka yang sama sekali fantastis untuk F1, terlebih jika dibandingkan dengan mesin monster delapan silinder dengn kompressor yang digunakan beberapa musim balapan terakhir.


Bukan rahasia umum sejak empat tahun terakhir FIA berusaha membuat F1 menjadi lebih hijau. Revolusi yang dimulai dengan KERS itu dilanjutkan dengan membatasi konsumsi bahan bakar dari 150 menjadi 100 kg dan kecepatan rotasi mesin menjadi cuma 15.000 rpm untuk musim depan.

Namun Renault, sebagai satu dari tiga penyuplai mesin utama Formula 1 bersama Mercedes dan Ferrari, menjamin kekhawatiran itu tidak akan menjadi nyata.

“Dari segi antusiasme penonton, saya rasa balapan ini akan berbeda tetapi tetap akan menarik. Di sirkuit dimana bahan bakar Anda dibatasi, jika Anda menginjak gas penuh secara terus-menerus, maka Anda tidak akan sampai di garis finish,” ujar direktur teknik Renault, Naoki Tokunaga, seperti dilansir Autosport.

“Karena Anda harus menghemat bahan bakar, itu berarti akan ada perbedaan rata-rata antara daya yang digunakan sepanjang balapan dengan daya maksimal yang bisa digunakan. Tetapi itu juga berarti jika Anda membutuhkannya, daya maksimal tetap bisa digunakan kapanpun. Jadi kalau Anda ingin menggunakannya untuk menyalip mobil lain, Anda masih bisa.”

“Dan setelahnya, Anda harus melakukan penyesuaian untuk bahan bakar yang terpakai melebihi rata-rata itu. Itu artinya akan butuh strategi yang lebih bervariasi,” Tokunaga menjelaskan.

Diprediksi kacau di fase adaptasi
Sementara itu, pebalap legendaris Formula 1, Alain Prost, menyoroti perubahan mesin ini secara keseluruhan. Perubahan ini cukup radikal karena selain membatasi kapasitas dan mengurangi jumlah silinder, mesin musim depan juga akan menggunakan piranti seperti turbocharger untuk menambah daya mesin serta Sistem Pemulihan Energi (Energy Recovery System/ERS).

ERS akan menjadi salah satu pemasok daya utama mobil. Alat ini akan menyerap energi yang terbuang, diantaranya dari panas yang dihasilkan turbocharger serta energi kinetik yang muncul saat pengereman, menyimpan dan mengubahnya menjadi daya mesin.


Para teknisi, insinyur dan pebalap di tim akan butuh waktu untuk memahami cara kerja piranti tersebut dan bagaimana dampaknya terhadap piranti lain yang lebih dulu ada di mobil.

“Saya bisa bilang, kita pasti akan mengalami masalah daya tahan, terutama di awalnya,” kata Prost seperti dilansir Autosport. “Kita lihat saja apakah masalah itu hanya muncul saat uji coba di musim dingin atau lebih lama, tetapi untuk saat ini tak ada yang tahu.”


“Tetapi ini adalah hal yang bagus karena ini adalah awal teknologi baru, seperti yang pernah kami alami dengan teknologi turbo (1970an dan 80an). Kita semua harus menerima bahwa terkadang masalah memang muncul,” pengoleksi empat gelar juara dunia itu menambahkan. Ya, turbocharger memang bukan barang baru. Dulu sempat digunakan namun sekarang tidak lagi.Prost membalap di masa transisi antara era dengan turbo dan tanpa turbo.

“Masalah juga akan muncul dari piranti elektronik, kabel-kabel, dan sistem-sistem yang lain. Bahkan meskipun hal itu dapat diatasi, Anda juga mengalami masalah integrasi antara mobil dengan aspek lain seperti temperatur dan getaran,” pebalap asal Prancis itu menjelaskan.

“Publik akan memahami bahwa ini adalah teknologi baru yang belum punya daya tahan tinggi, tetapi perlahan mereka akan melihat peningkatan dari segi performa, daya tahan, konsumsi bahan bakar.”

“Ini bagus untuk industri otomotif dan untuk tiga, atau mungkin empat konstruktor (termasuk Honda, yang akan tampil di 2015) yang berpartisipasi,” Prost mengakhiri.
Share on Google Plus

About MAMENEWS

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar